Tuesday 6 May 2014

Tekanan Ujian Sebabkan Siswa Bunuh Diri di Korsel


Korea Selatan
Jumlah siswa Korsel yang bunuh diri tahun ini terendah dalam waktu empat tahun.
Sebanyak 139 siswa Korea Selatan bunuh diri sepanjang tahun 2012 lalu, antara lain karena tekanan ujian sekolah.

Laporan terbaru Kementerian Pendidikan Klik Korea Selatan menyebutkan faktor penyebab lainnya adalah masalah keluarga dan depresi.
Disebutkan bahwa sebanyak 88 siswa yang bunuh diri berasal dari sekolah menengah atas, 48 dari sekolah menengah pertama dan tiga dari sekolah dasar.

Pada tahun 2009, tercatat 202 siwa yang bunuh diri, dan menurun menjadi 146 siswa setahun kemudian dan meningkat kecil menjadi 150 siswa pada tahun 2011.

Menurut laporan tersebut, sekitar 40% bunuh diri karena dipicu masalah yang berkaitan dengan keluarga, 16% karena depresi, dan 11,5% terkait tekanan saat ujian sekolah.
Siswa tamatan sekolah menengah atas di Korea Selatan menghadapi ujian nasional dengan persaingan yang amat tinggi untuk bisa masuk universitas terkemuka.

Jumlah total siswa yang bunuh diri itu merupakan yang terendah dalam empat tahun belakangan, namun tetap dianggap mengkhawatirkan untuk negara yang memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di dunia.

Di kalangan negara-negara Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi, OECD, tingkat rata-rata bunuh diri secara umum di Korea Selatan mencapai 33,5 orang untuk setiap 100.000 jiwa.
Angka tersebut jauh lebih tinggi dari Hungaria (23,3 orang) dan Jepang (21,2 orang) yang berada pada peringkat dua dan tiga.

Secara umum angka bunuh diri di Korea Selatan meningkat tajam jika dibanding tahun 2000 ketika proporsinya 13,6 orang untuk tiap 100.000 jiwa, seperti dilaporkan kantor berita AFP.

Pemerintah ibukota Seoul sudah melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi bunuh diri, antara lain menempatkan kamera pengawas di jembatan di atas Sungai Han, setelah 196 orang bunuh diri dari jembatan itu sepanjang tahun lalu.

No comments: