Tuesday 7 October 2014

6 Tips Menulis Agar Cepat Dilirik Penerbit



Nunik Utama di #SundaySharing 9
Tak sedikit teman blogger yang ingin menerbitkan tulisannya menjadi buku. Selain menjadi kebanggaan, tentunya memberikan keuntungan tersendiri saat tulisannya diminta oleh banyak penerbit.

Kegiatan #SundaySharing 9 yang digelar pada akhir bulan September 2014 kemarin, Nunik Utami yang dikenal sebagai penulis dari 50 buku fiksi dan nonfiksi, editor, dan writing trainer tetapi juga blogger yang aktif sejak tahun 2005 membagi-bagikan tipsnya. Seperti apa tips yang dibagikannya? Simak di bawah ini :
Tak Kenal Maka Tak Diterbitkan” tagline sekaligus pembuka daripada materi presentasi Nunik pada #SundaySharing 9 dengan tema ‘Tips Menulis Agar Dilirik Penerbit‘. Menurutnya, kalimat tersebut hanyalah perumpamaan untuk mengangkat nama kita (branding) di dunia penulisan. Tujuannya adalah menunjukkan kepada para penerbit agar mereka mengetahui bahwa kita memiliki kemampuan menulis.

Tak hanya itu saja, tentunya kita harus rajin berkarya karena semakin banyak tulisan yang dihasilkan, semakin banyak pula penerbitan yang akan mengenal kita nantinya. Penerbit pun tidak akan repot-repot lagi saat membutuhkan tulisan untuk diterbitkan, dan mereka sudah tahu untuk memilih penulis yang bisa diajak kerjasama.

Berikut ini 6 tips menulis agar dilirik penerbit ala Nunik Utami, yaitu :

1. Lomba, Lomba, Lomba

Secara pengalamannya, Nunik sudah membuktikan bahwa mengikuti lomba menulis sangat ampuh untuk branding. Jika sering mengikuti lomba menulis (walau tidak menang), setidaknya panitia (yang biasanya adalah orang media atau penerbit) dapat menilai karyanya dan “mencatat” namanya di dunia penulisan. Jika dalam lomba menulis itu menang, orang-orang media dan penerbit pastinya tak akan segan untuk memesan naskah tulisan kepadanya.

2. Jadi Teman

Dunia digital memudahkannya untuk dapat berteman dengan siapa saja, termasuk dengan komunitas penulis, media, penerbit, penulis dan editor. Dalam hal ini, pemilik akun twitter @nunik_utami sudah berusaha untuk menjadi teman mereka walaupun masih baru di dunia maya. Berawal dari pertemanan inilah, timbul kesempatan untuk menerbitkan naskah. Namun perlu diingat, jangan pernah memaksa mereka untuk menerbitkan tulisan, agar tetap terjalin hubungan baik dengan mereka.

3. It’s Time for Jaim

Sejak adanya sosial media, baiknya memanfaatkannya sebagai branding pribadi untuk mengenal lebih banyak orang dan berusaha untuk dikenal juga. Jaim (jaga image) sangat diperlukan juga di dunia sosial media, karena dalam arti luas jaim disebut juga menjaga status, menjaga reputasi, menjaga kelakuan, atau menjaga penampilan.

Bangun sebaik mungkin image positif yang kita miliki dan hindari (kalau bisa jangan pernah) posting hal-hal yang bersifat negatif. Contohnya dengan selalu menghargai karya orang lain, sudah menunjukan kesan positif kepada penerbit yang akan mengajak kerjasama. Bayangkan jika penerbit akan melihat sosial media dari calon penulis yang selalu negatif, pastinya tidak akan pernah diajak kerjasama dengan penerbit.

4. Wajib Kepo

Saat ini, internet memudahkan orang untuk mendapatkan segala informasi. Sebagai calon penulis, baiknya mulai aktif mencari-cari info dari penerbit. Bisa dengan aktif menyimak timeline (status) penerbit karena mereka rutin berbagi informasi seputar dunia menulis. Mulai dari info lomba menulis, tips menulis, dan bahkan mencari naskah dengan tipe tertentu.

Calon penulis juga bisa mendatangi toko-toko buku yang ada di sekitarnya lalu mempelajari ciri khas dari masing-masing penerbit. Dengan mengenal para penerbit, calon penulis akan terbiasa dan tahu apa keinginan para penerbit itu nantinya. Dan ingat! Jangan berfikir bahwa semua tulisan yang ada di toko buku itu, perjalanannya mulus. Mereka pasti melewati berbagai proses dan revisi.
Jangan pernah pesimis jika tulisan karya kita ditolak penerbit.

5. Ayo, serbuuu!

Menjadi penulis, satu-satunya jalan adalah mulai menulis. Rajin membuat naskah lalu mengirimkannya ke penerbit yang sudah diketahui ciri khas masing-masing. Setelah itu, tunggu dengan sabar informasi dari penerbit. Sambil menunggu, upayakan untuk terus menulis dengan tema yang berbeda dan mengirimkannya lagi ke penerbit yang lain.

6. Awas, diserbu balik!

Seberapa sering anda mengikuti lomba menulis? Seberapa sering mengirimkan naskah ke penerbit? Yakin nama anda sudah ‘tersangkut’ di hati para editor dan penerbit? Jika jawabannya sering dan yakin, bersiap-siaplah untuk diserbu balik. Secara pengalaman Nunik, banyak penerbit yang ‘memesan’ naskah darinya dan penawaran tersebut datang berbarengan dan bertubi-tubi.

Kesimpulan dan saran Nunik untuk teman-teman blogger yang tulisannya ingin dilirik penerbit adalah mencari tahu lebih banyak informasi tentang penerbit. Padahal, banyak penerbit yang berlomba-lomba mencari penulis berkualitas. Melalui presentasinya di #SundaySharing 9, berharap memberikan banyak pencerahan kepada para calon penulis.

Intinya, rajin menulis, selesaikan naskah, lalu kirim ke penerbit!

No comments: